Kawan, sesekali hatimu masih perih, jika teringat sosok dan peristiwa itu bukan?.
Dari raut wajahmu kutangkap, luka itu belum sepenuhnya sembuh.
Walau peristiwanya sudah berlalu, dan kata lisanmu sudah memaafkan semuanya.
Sejatinya yang membuatmu terpukul, adalah saat sosok yang kamu harapkan, justru membuatmu kecewa, bahkan cenderung menyalahkanmu bukan?.
Kurasa benar, lisanmu mungkin sudah memaafkannya, kawan. Namun pikiran bawah sadarmu belum sepenuhnya.
Ayo kawan, tarik napas panjangmu, lalu keluarkan.
"Berlindung kepada Allah dan mohonlah ampunanNya."
Lantas berbisik pada jiwamu, seperti yang dulu pernah kulakukan.
Bayangkanlah secara berani dalam benakmu, kawan. Sosok-sosok yang telah melukai hatimu, tepat di hadapanmu.
Ucapkan lantang kepada mereka,
"Engkau sudah kumaafkan semuanya, sembari menyebut namanya ."
Betapa tegarnya Nabi Yusuf, telah memaafkan para saudara yang mengkhianati, dan membuangnya jauh ke sumur.
Saat ia berucap,
ا تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ ٱلْيَوْمَ ۖ يَغْفِرُ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَهُوَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
(QS Yusuf : 92)
"Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu. Mudah-mudahan Allah mengampuni kamu.. "
Lantas, bayangkan kembali, sosok yang telah mengusik dan menyakitimu itu, perlahan berangsur menjauh, dan menjauh darimu, hingga benar-benar menghilang dari pandanganmu, kawan.
Semoga terasa lebih nyaman. Dan terangkat luka hatimu, bersama hilangnya sosok itu.
Selamat mencoba, kawan.
Sungguh kamu itu kuat..!
Posting Komentar
Posting Komentar