Blog Mom Pembelajar

ALAH BISA KARENA BIASA

Posting Komentar

 ALAH BISA KARENA BIASA

Oleh : Asih Drajad Lumintu

www.mompembelajar.com

"Bangun tidur kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi. 

Habis mandi kutolong ibu, membersihkan tempat tidurku ..."

Pagi menyapamu kembali, Moms

Aktivitas harian menanti dikerjakanmu dengan baik. Kebiasaan rutin yang Moms lakukan, semakin membuat Moms mahir melakukan pekerjaan itu, bukan?

Alah bisa karena biasa! 

Seperti lagu anak-anak tadi, sewaktu kecil para orang tua melatih anak-anaknya buat merapikan tempat tidur. Menjaga kesehatan giginya, dengan rajin menggosoknya setiap bangun tidur. Pun kebiasaan-kebiasaan baik lainnya. 

Alah bisa karena biasa, adalah peribahasa atau pepatah yang bermakna kalah kepandaian oleh latihan. Sesuatu yang sukar, kalau sudah biasa dikerjakan, tidak terasa sukar lagi (KBBI). 

Alah bisa karena biasa merupakan motivasi yang tepat ditujukan untuk Moms yang mau terus belajar, meraih cita-cita dan impian. Bukankah tidak ada impian yang dicapai secara instan. Perlu proses, pengalaman, dan perjuangan buat menggapainya.

Jika ingin mahir mengendarai motor, maka Moms harus mencobanya, terus menerus. Membiasakan hingga keterampilanmu meningkat. 

Begitu juga dengan keterampilan berbahasa asing. Tatkala Moms berlatih dan terbiasa menggunakan bahasa itu maka Moms akan bisa, dan tak lagi gugup saat bercakap-cakap.

Ternyata metode belajar dengan pembiasaan mampu mengubah perilaku seseorang.

Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengajarkan manusia melakukan pembiasaan amal baik, melalui pengulangan-pengulangan ibadah dalam kesehariannya? 

Salat, puasa, zikir, doa, membaca Al-Qur'an, dan sebagainya, merupakan aktivitas ibadah yang berulang- ulang serta berpengaruh membentuk karakter seseorang. 

Karakter manusia dimulai dari pikirannya dan dicapai melalui pendidikan, pergaulan, pengulangan (kebiasaan), dan disiplin”.(Ibn Miskawaih ; Tahdzib Al Akhlak). 

Ternyata pola pikir (mindset ) turut mengambil peranan dalam membentuk kebiasaan kita dari waktu ke waktu, sehingga menjadi perilaku, ataupun sikap (attitude).

Pakar neurofisiologi menyebutkan, otak memiliki kemampuan untuk menerima pikiran, perilaku yang berulang-ulang, dan menyambungkannya ke pola-pola (kebiasaan-kebiasaan)yang otomatis, di bawah sadar. Semakin sering diulang, maka akan semakin cepat, dan spontan.

A. Metode Pembiasan. 

Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dalam kehidupan sehari-hari seseorang sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Pembiasaan ini meliputi aspek perkembangan moral, nilai-nilai agama, akhlak, pengembangan sosio emosional dan kemandirian. Pembiasaan positif yang sejak dini sangat memberikan pengaruh positif pula pada masa yang akan datang. (Muhammad Noer Cholifudin Zuhri, Studi Efektivitas Tadarus Al-Qur'an dalam Pembinaan Akhlak) 

Pembiasaan semakin efektif jika diterapkan terhadap anak usia dini, karena rekaman ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah diatur dengan berbagai kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari. (Novan Ardy Wiyani, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini; 2014).

Abdullah Nashih Ulwan berpendapat, bahwa metode pembiasaan merupakan upaya praktis pembentukan (pembinaan) dan persiapan. Para pendidik, ayah, ibu hendaknya memusatkan pengajaran perilaku baik seseorang sejak kecil.

Metode pembiasaan adalah suatu kegiatan buat melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara bersungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi terbiasa. (Sapendi, Jurnal Internalisaai Nilai Moral Agama Pada Anak Usia Dini, IAIN).

Dari teori ini, Moms bisa memulai bentuk pembiasaan yang ingin  dilakukan. Apakah itu aktivitas rutin seperti :  menulis, membaca, berolah raga, dan seterusnya. Atau kegiatan spontan seperti: menjenguk teman yang sakit, menawarkan bantuan kepada teman, dan sebagainya. Namun itu akan menjadi kebiasaan yang terus  dijaga. Karena bila aktivitas itu biasa Moms lakukan, maka tidak terasa lagi kesukarannya, karena sudah memiliki pengalaman yang lebih baik.

B. Tingkatkan Kemampuan Dengan Pembiasan. 

Moms bisa menggunakan metode pembiasan ini untuk kemampuan fisik dan non fisik. 

1. Kemampuan fisik. Jika ingin otot-otot kuat, tentu Moms harus membiasakan melatihnya. Berolah raga rutin setiap hari.Bisa dengan mengangkat barbel dari yang ringan, hingga nanti mahir mengangkat yang berat. 

Di hari pertama badan Moms mungkin terasa pegal-pegal. Namun, bersama pembiasaan latihan yang rutin, rasa pegal itu menjadi kebal. 

2. Kemampuan non fisik. 

Berupa kemampuan: intelektual, emosional, dan mental spiritual.

Selain pembiasaan, kemampuan non fisik juga membutuhkan peningkatan kapasitas, kualitasnya agar semakin baik. Seperti: menambah jam membaca dan menulis. Rutin mengikuti pelatihan yang terprogram, dan sebagainya. 

Maka belajar merubah perilaku, melalui pembiasaan dapat dilakukan dengan :

1.Komitmen, janji, niat untuk berubah lebih baik dari waktu ke waktu

2. Memodifikasi lingkungan.

Perilaku dan kebiasaan dapat berubah, karena interaksi dengan lingkungannya. Karenanya lingkungan (fisik, non fisik) sebaiknya kita modifikasi sesuai perubahan yang dituju.

(Kazuo Murakami 2007: The Divine Message of DNA)  

3. Perubahan kebiasaan terbentuk juga oleh sikap mental, perasaan (emosi), pikiran positif, antusiasme, kebahagiaan, keceriaan dan keadaan psikis lainnya. 

4. Monitoring dan Evaluasi (monev) secara efektif dan berkala, merupakan langkah agar perubahan ke arah kebaikan menjadi efektif dan efesien.

"Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..."(QS Ar Ra'du: 11)

Semangat Pagi, Moms 

Selamat beraktivitas!

@asihdrajadlumintu


Related Posts

Posting Komentar