Blog Mom Pembelajar

Motivasi: Bertahan Dalam Ujian

Posting Komentar

 Bertahan Dalam Ujian

Oleh: Asih Drajad Lumintu

www.mompembelajar.com

Moms, pasti pernah mengalami ujian kehidupan. Apakah kesuksesan yang tertunda, atau penyakit ditimpa penyakit. Atau kekurangan harta, atau kehilangan jiwa, atau lainnya. 

Bahkan keberlimpahan harta, kepiawaian ilmu pun, boleh jadi itu ujian bagi sebagian orang. 

Namun pernahkah Moms mendengar ada manusia yang tertimpa banyak sekali ujian, tetapi ia masih biasa saja dan tersenyum menjalani semuanya??. 

Ya itulah manusia kuat, yang memiliki daya lenting (resiliensi) yang bagus. 

Daya lenting (resiliensi), menurut pakar psikolog adalah proses dimana individu mampu bangkit dan menekan semua stressor (perasaan negatif) agar aktivitas kehidupannya tidak terganggu. 

Dalam berbagai situasi, diperlukan kemampuan daya lenting (resiliensi) dan kesabaran yang kuat. 

Apa itu daya lenting (resiliensi)? 

Resiliensi meliputi kualitas pribadi yang memungkinkan individu untuk bangkit ketika menghadapi kesulitan. (Connor dan Davidson dalam Roellyana dan Listiyandini, 2016).

Kemampuan mengatasi rasa sakit dan mentransformasikan diri, atau kapasitas untuk memelihara kondisi (diri) agar tetap berfungsi secara kompeten dalam menghadapi berbagai stresor dalam hidup, Greene, dkk (dalam Hendriani, 2018).

Resiliensi merupakan proses dinamis dimana individu menunjukan fungsi adaptif dalam mengahadapi adversity yang berperan penting bagi dirinya. (Schoon dalam Mulyani, 2011).

Resiliensi, adalah hasil perkembangan yang baik pada individu dengan status yang beresiko tinggi, kondisi yang sembuh dari trauma karena adanya kompetensi yang menetap atau berkelanjutan ketika dibawah kondisi stres. ( Werner, dalam Hendriani, 2018) 

Daya lenting ( Resiliensi) menggambarkan kemampuan individu untuk merespon adversity atau trauma yang dihadapi dengan cara-cara sehat dan produktif.

Secara umum, resiliensi ditandai oleh sejumlah karakteristik, yaitu :

1. Adanya kemampuan dalam menghadapi kesulitan, 

2. Ketangguhan dalam mengahadapi stres 

3. Ataupun bangkit dari trauma yang dialami, Revich dan Shatte (dalam Hendriani, 2018).

Kalau dalam agama bahkan dikenal istilah sabar. 

Moms, 

Sabar artinya kamu menahan diri. Bertahan saat tertimpa musibah, dalam melakukan ketaatan, atau dalam perihal yang dilarang Allah.

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imron [3] : 200).

Kesabaran yang menjadikan seseorang mendapatkan balasan pahala, adalah sabar ketika di awal musibah, dan inilah yang dinamakan sabar sebenarnya.

”Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam pernah melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kuburan. Lalu beliau Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda,”Bertakwalah pada Allah dan bersabarlah.” 

Kemudian wanita itu berkata,

”Menjauhlah dariku. Sesungguhnya engkau belum pernah merasakan musibahku dan belum mengetahuinya.” Kemudian ada yang mengatakan pada wanita itu bahwa orang yang berkata tadi adalah Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa salam. Kemudian wanita tersebut mendatangi pintu (rumah) Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa salam. Kemudian dia tidak mendapati seorang yang menghalangi dia masuk pada rumah Nabi. Kemudian wanita ini berkata,

”Aku belum mengenalmu.” 

Lalu Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda,

”Sesungguhnya namanya sabar adalah ketika di awal musibah.” (HR. Bukhari)

Moms, semoga Allah melimpahkan kemudahan untuk bersabar di awal-awal musibah, meskipun terkadang tidak mudah.

Salam Hangat, 

www.mompembelajar.com



Related Posts

Posting Komentar