Blog Mom Pembelajar

Motivasi Diri: Aku Sedang Tidak Baik-Baik.

Posting Komentar

 AKU SEDANG TIDAK BAIK-BAIK. 

Oleh : Asih Drajad Lumintu

www.mompembelajar.com

"Wahai diri .... "

Maafkan jika bukan afirmasi positif yang kuucapkan pagi ini saat mematut diri sendiri di cermin besar. Bukan pula seruan motivasi yang kerap kulakukan.seperti, 

"Aku sehat, menikmati hari ini dengan sepenuh bahagia."

Sama sekali bukan kalimat itu. Namun, bisikan pelan, 

"Aku sedang tidak baik-baik." 

Suatu pengakuan jujurku kepada diriku sendiri. 

Kupijit bagian kepala yang terasa pening. Wajah sembab, dan sisa kelelahan di mataku yang sayu, tak bisa kusembunyikan. Gigil dingin menjalari pori-pori kulitku. Kubuang dengan marapatkan mukena yang belum juga kulepas sejak salat Subuh tadi. 

Rasa lelah, sakit, kecewa, kesal, marah, sedih, dan lainnya berkelindan jadi satu, tanpa tahu untuk siapa semua rasa itu kutujukan? Kepada diriku sendirikah? Atau siapa? 

Bukankah sakit psikis tak jarang memicu sakit fisik? Itu yang sedang kualami. 

"Huuff ...." Kubuang napas panjang, sekadar menepis sesak dadaku.

"Aku sedang tidak baik-baik."  Kalimat yang sesekali kutemui di media sosial gawaiku, menjadi relevan dengan kondisiku pagi ini. Kutanyai diriku sendiri, 

"Lantas mau sampai kapan kamu tidak baik-baik?"

Diriku berkelit, 

"Sampai sembuh sakitnya ... "

"Maukah kamu berobat?" Kubujuk diriku sendiri. 

"Hmm  ..," balasku lirih. 

Bisikan diri melanjutkan, 

"Mengadulah pada Zat yang pantas dirimu mengadu. Berobatlah kepada yang Maha Menyembuhkan segala kesakitan. 

Jika Nabi Yakub mengeluhkan sedih gulana kehilangan Yusuf, anak kesayangannya hanya pada Allah 

"Dia (Yakub) menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui."(QS Yusuf: 86)

Nabi Ayub menjeritkan sakitnya cuma pada Tuhannya. 

"Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, (Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." ( QS Al Anbiya: 83)

Nabi Musa mengadukan ketakutannya cuma kepada Allah. 

"Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku." (QS. Asy-Syu'ara: 14) 

Bahkan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, mengadukan hanya kepada Allah, penolakan penduduk Thaif saat hijrah dahulu di kebun kurma milik kedua anak Rabi'ah. 

"Allahuma Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia. Wahai Tuhan Yang Maha Rahim. Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah dan Tuhan pelindungku. Kepada siapa hendak Engkau serahkan nasibku? Kepada orang jauhkah yang berwajah muram kepadaku atau kepada musuh yang akan menguasai diriku? Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli sebab sungguh luas kenikmatan yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung kepada nur wajah-Mu yang menyinari kegelapan dan karena itu yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat dari kemurkaan-Mu dan yang akan Engkau timpakan kepadaku. Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau ridha kepadaku. Dan, tiada daya upaya melainkan dengan kehendak-Mu."

Maka apakah diriku akan kuat, dan baik-baik saja, jika mengadu kepada selainNya?

www.mompembelajar.com




Related Posts

Posting Komentar