BERLARI MENUJU ALLAH
Oleh : Asih Drajad Lumintu
Pagi telah tiba. Rasakan udara segarnya menjalari tubuhmu. Segala puji bagi Allah yang memberi nikmat kehidupan ini.
Moms, pernahkah kamu dikejar seekor anjing yang seakan hendak menggigitmu? Atau angsa yang tiba-tiba mendekati dan mau menyosor? Maka reaksimu yang paling cepat adalah berlari sekencang-kencang. Fokus bagaimana terhindar dari gigitan atau serangan paruhnya. Semua jalan akan kamu terjang, meskipun di depanmu ada rintangan, onak duri. Ya, berlari adalah satu cara menghindar dari segala yang menakutkan. Sebagaimana orang yang takut kegelapan, maka saat memasuki lorong yang gelap, ia pasti segera berlari sebisanya untuk mencari tempat yang terang. Berlari untuk menghindari sesuatu yang menakutkan di dalam bahasa Arab dikenal dengan kata 'al firar'. Berbeda dengan kata lari yang digunakan untuk mengejar sesuatu, yaitu, 'jara-yajri-jirayah
Bukankah saat kamu bersedih, berduka, dan gundah gulana, pasti kamu akan berlari mencari sosok yang bisa menentamkan hatimu? Ibarat anak kecil yang berlari kepada ibunya, saat dilanda ketakutan di sekitarnya.
Berlari adalah ekspresi dahsyat. Segenap energi yang dapat mengubah suatu kondisi yang tidak menyenangkan atau menakutkan menuju ketenangan. Maka tatkala keresahan melandamu, jangan pernah lupa untuk berlari, Moms. Lantas ke manakah hendak berlari?
Ibarat orang yang terlibat masalah dengan orang lain, maka ia cenderung kabur menjauhi dan tidak ingin bertemu. Itulah sifat manusia, jika takut kepada sesuatu, maka ia akan lari menjauh darinya. Lain halnya, jika kamu takut kepada Allah, maka kamu berlari mendekati-Nya dengan bertobat.
Pilihan berlari itu, bisa kamu temui dalam kitab suci Al-Qur'an, yaitu:
"Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu." (QS Ad-Dzariat : 50)
Ayat ini adalah perintah Allah untuk lari mendekat kepadaNya. Bentuk pengesaan kepada Allah (tauhid). Penghambaan kepada Allah yang akan menimbulkan rasa cinta, takut, tawakal, bersandar kepada Allah saja. Berlari dan menjauhi semua yang dibenci Allah secara lahir batin, menuju segala yang dicintai Allah. secara lahir batin. Lari dari kebodohan menuju ilmu. Lari dari kekufuran menuju keimanan. Lari dari kemaksiatan menuju ketaatan. Lari dari kelalaian menuju kewasapadaan. Lari dari dosa-dosa menuju taubatan nasuha.
Al Imam As-Sa'di menulis,
Kembali kepadaNya (ruju ilaihi) disebut dengan Firaaran (berlari), menunjukkan bahwa: saat kembali kepada selainNya, terdapat berbagai macam hal yang dibenci dan menakutkan. Namun, saat kembali kepada Allah akan mendapat beragam keindahan, kebahagiaan, ketenangan dan keberuntungan yang dirasakan. Maka hendaknya seorang hamba berlari menuju ketentuan takdir yang Allah berikan. Berlarilah sekuat tenaga menuju Allah dalam meraih ampunan dan janjiNya.
Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah dalam Madarijus Salikin, memaparkan cara berlari kepada Allah, yaitu :
1.Berlari dari 'kebodohan'(jahil) menuju ilmu. Yaitu, ilmu yang diperoleh bukan sebatas ilmu, ansich. Sejatinya ilmu itu akan bermanfaat, tatkala kebenaran pengetahuannya, diamalkan oleh pemiliknya.
2. Berlari dari kemalasan menuju semangat. Kebiasaan menunda- nunda kerap menimbulkan penyesalan. Maka menghadirkan semangat, belari dari kemalasan adalah upaya meraih kebaikan.
3. Berlari dari sesaknya dada menuju kelapangan. Kelapangan dada membuat segala urusan kita menjadi mudah dicari jalan keluarnya dari permasalah itu.
Segala sesuatu yang kita takuti, biasanya akan kita jauhi, kecuali Allah. Karena di saat takut, kita justru harus berlari menujuNya.
Moms, tatkala hatimu gusar, karena ujian duka, musibah dan kepayahan yang menimpamu, maka berlarilah dan berlindung kepada Allah. Perbanyak munajat dan berdoa kepada Allah, karena rahmat dan bencana itu datang dan perginya dalam kendali Allah.
"Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan. Dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan. Dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba. Dan dari segala kemurkaan-Mu. (HR. Muslim).
La malja-a wala manja minka illa ilaika
“Tidak ada tempat meminta perlindungan dan tempat meminta keselamatan kecuali mendekat kepada Allah." (HR Bukhari, Muslim).
Jika kamu berlari mendekatkan diri kepada Allah melalui amalan nawafil (tambahan, sunnah),maka kecintaan Allah akan turun kepadamu dan menenangkan hatimu.
"Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, Barang siapa yang memusuhi kekasih (wali)-Ku, maka Aku nyatakan perang kepadanya. Sesuatu yang paling Aku sukai yang dikerjakan hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah amalan yang Aku wajibkan kepadanya. Dan tidak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah, sehingga Aku mencintainya.
Jika Aku mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar; menjadi matanya yang dengannya ia melihat; menjadi tangannya yang dengannya ia memegang; menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia memohon kepada-Ku niscaya Aku mengabulkannya, dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku niscaya Aku melindunginya. (HR Bukhari)
Berlarilah kepada Allah saat dirimu dirundung ketakutan dari gelapnya masalah. Jangan pernah bimbang untuk tunduk dan bersujud dalam salat-salatmu. Menangis memohon ampunan kepada Allah. Karena Allah selalu memaafkan hamba-Nya yang bersungguh-sungguh mengharapkan ampunan-Nya.
"Ketika engkau berada di jalan yang benar menuju Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka berlarilah. Jika sulit bagimu, maka berlari kecillah. Jika kamu lelah, berjalanlah. Jika itu pun tidak mampu, merangkaklah. Namun, jangan pernah berbalik arah atau berhenti".
(Imam Syafi'i )
Semangat Pagi.
Selamat beraktivitas, Moms
Salam Hangat,
Posting Komentar
Posting Komentar