Blog Mom Pembelajar

Motivasi Diri: Doa Adalah Senjata

Posting Komentar

 DOA ADALAH SENJATA

Oleh : Asih Drajad Lumintu

www.mompembelajar.com

Apa kabar pagimu hari ini, Moms? 

Sisa gelap malam perlahan menghilang bersama datangnya fajar. 

Bukankah pergiliran waktu dalam sehari merupakan tanda kekuasaan Allah, Pencipta Alam Raya? 

Bagaimana menurutmu, jika kamu meminta sesuatu kepada temanmu yang tidak memiliki apa yang kamu minta dan tidak mempunyai kekuatan dan kekuasaan apapun untuk tercapai permohonan itu? 

Maka kamu akan kecewa karena tidak terkabul permintaanmu itu, bukan? 

Berbeda dengan Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kaya. Karunia, kemurahan, kasih sayang dan segala sifat baik  dimilikiNya. Maka semestinya kamu memohon hanya kepada Allah dalam doa-doa sepanjang kehidupanmu. 

Ya, doa adalah komunikasi antara seorang hamba dengan Allah, Sang Pencipta. Doa ibarat kekuatan dalam menghadapi saat sulit dan bahaya. Ibarat senjata tatkala berperang. 

" ...Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS Al-Baqarah:186)

Doa adalah ruang privasi seorang hamba dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Menunjukkan ketergantungan hamba hanya kepada Allah. Karena segala persoalan dalam hidup bisa dikomunikasikan kepadaNya dalam doa-doa. Sejatinya doa memberikan harapan yang menenangkan jiwa manusia. 

Lalu mengapa kamu perlu berdoa? 

1. Doa adalah ibadah. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

"Doa adalah ibadah“.

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina". (QS Ghafir:60)

Ini juga merupakan ancaman bagi hamba yang sombong dan tidak mau berdoa kepada Allah. 

2. Doa mampu menolak takdir Allah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, 

“Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa“. (Sunan At-Tirmidzi) 

Yaitu takdir yang tergantung pada doa dan berdoa bisa menjadi sebab tertolaknya takdir karena takdir tidak bertolak belakang dengan masalah sebab akibat. Misalnya: berdoa agar terhindar dari musibah, keduanya adalah takdir Allah. Boleh jadi seseorang ditakdirkan tidak berdoa, sehingga terkena musibah dan seandainya dia berdoa, mungkin tidak terkena musibah. Doa ibarat tameng dan musibah seperti anak panah. (Syaikh Al-Mubarak Furi; Mura'atul Mafatih)

Moms, tidak sedikit orang yang berputus asa tatkala berdoa dan menganggap doanya tidak terkabul. Padahal doa adalah ibadah. Dan tentu ada adab yang selayaknya diperhatikan saat berdoa.  Di antara adab berdoa itu adalah:

1. Ikhlas. 

" ...Dan berdoalah kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)." (QS. Al-A'raf: 29).

2. Berdoa dengan lembut (bersuara antara pelan dan keras) 

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-A'raf: 55).

3.Penuh pengharapan

"... Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang orang yang berbuat baik." (QS. Al-A'raf: 56).

4. Tiada henti memohon

"Dia ( Zakaria)berkata:

Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku." (QS. Maryam: 4).

5. Bersih diri, pakaian dan barang haram. 

Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam menyebutkan dalam sabdanya,

 Seorang yang safar (bepergian) jauh, baju compang-camping dan berdebu. Ia menengadahkan tangan ke langit seraya berdoa, ‘Ya Tuhanku … Ya Tuhanku …’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, ia tumbuh dari harta yang haram. Lantas bagaimana mungkin doanya dikabulkan?"(HR. Muslim)

Moms, pernahkah kamu mendengar kisah seorang perempuan yang mengadu kepada Rasulullah perihal perbuatan suaminya yang telah menzihar dirinya (menganggap isteri, sebagai ibu)? Pengaduannya ternyata mendapat jawaban langsung dari Allah?

Sungguh keistimewaan apa yang melekat pada dirinya? Dia adalah Khaulah binti Tsa'labah, isteri dari Aus bin Shamit bin Qais. Seorang perempuan yang fasih bicaranya dan memiliki keimanan yang kokoh.

Sungguh rasa takut, harap, cinta, dan khusyuk Khaulah binti Tsa'labah kepada Allah telah membuatnya 'berani' mencari solusi permasalah rumahtangga yang menimpanya.

"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah ..."(QS Al Mujadalah: 1).

Ketulusan, kebaikan, dan ketaatannya sebagai seorang istri dalam menjaga kerukunan rumah tangga merupakan kunci kekuatan doanya. Bukankah ini jejak pelajaran tatkala ujian dan musibah menimpamu, Kawan? 

Mengadukan keluh kesah dalam untaian doa ikhlas dan penuh keyakinan atas pengabulan dari Allah.

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri, dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf: 55)

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR Muslim).

Semoga bisikan doa-doamu melesat kuat dan jauh menembus langit ke tujuh.

Semangat Pagi. 

Selamat beraktivitas, Moms!

Salam Hangat, 

www.mompembelajar.com



Related Posts

Posting Komentar