NASIHAT, CAMBUK PENYELAMAT.
Oleh: Asih Drajad Lumintu
Moms, kicau burung sesekali terdengar menyapa datangnya pagi. Hari kemarin telah berlalu, berganti hari ini, saatmu melakukan amal kebaikan.
Manusia adalah makhluk sosial. Dalam interaksi, mereka saling mempengaruhi, dan membutuhkan satu dengan lainnya. Hubungan sosial itu akan tercipta baik, tatkala ada aturan yang mengatur hak dan kewajibannya. Adanya budaya saling menasihati, terutama di lingkungan terdekatnya. Bahkan nasihat membuat seseorang terhindar dari kerugian. Bahkan nasihat membuat seseorang terhindar dari kerugian.
"Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
Sesungguhnya kawan terbaik adalah seseorang yang berani memberi nasihat padamu. Bukankah tidak mudah menyampaikan nasihat, terlebih kepada orang terdekatmu?
Ya, nasihat seringkali disebut sebagai obat yang perih.
Sesekali nasihat terasa menyakitkanmu, bukan?
Namun itulah urgensi dari suatu nasihat. Nasihat ibarat cemeti yang siap mencambuk dirimu agar terbangun.
Ada satu kisah menarik tentang Imam Ahmad Bin Hambali, saat ia di penjara. Ia ditempatkan satu sel bersama seorang pencuri bernama, Abu Haitsam Al Haddad. Maka setiap kali hendak dicambuk, pencuri itu menasihati sang Imam agar bersabar.
"Bukankah engkau dalam kebenaran, wahai Imam?
Aku sendiri pun, bersabar," ucap pencuri itu.
Sang Imam lega menerima nasihat pencuri itu. Ia bersabar sampai saat ia dibebaskan dari tahanan.
Sang Imam ingin berjumpa lagi dengan pencuri itu. Namun sayang, ia telah wafat. Sang Imam lantas berziarah ke kuburnya. Malamnya sang Imam bermimpi.
Pencuri itu, ternyata masuk ke surga. Lantaran nasihat yang pernah ia sampaikan kepada sang Imam.
"Manusia yang berakal adalah, manusia yang suka menerima dan meminta nasihat."
(Umar bin Khattab).
A. Arti nasihat dalam KBBI adalah:
1. Ajaran atau pelajaran baik. Anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik.
2. Ibarat yang terkandung dalam suatu cerita dan sebagainya.
3 Nasihat yang bersumber dari ajaran agama.
“Agama adalah nasihat”. Para sahabat bertanya: “Untuk siapa?”. Beliau menjawab: “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan umat muslim seluruhnya” (HR. Muslim).
B. Adab Nasihat.
Tatkala kamu ingin menyampaikan suatu nasihat kepada seseorang, maka perhatikan adab nasihat itu sendiri:
1. Berniat ingin memperbaiki.
Nasihat yang kamu sampaikan kepada temanmu, karena kamu ingin ia semakin baik, dan bukan karena kamu merasa lebih baik dari temanmu. Maka niat baikmu pun semoga mendapat balasan kebaikan dari Allah.
“Sesungguhnya setiap amal itu bergantung kepada niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari Muslim).
2. Nasihat dengan cara yang baik dan benar.
Nasihati temanmu sesuai kemampuanmu. Bukanlah ada tiga tingkatkan pemberian nasihat,
“Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim).
3..Nasihati dirimu sebelum orang lain.
”Wahai orang orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS ash Shaff: 2-3).
4. Pergunakan kata-kata yang lembut.
Terkadang nasihat justru tidak diterima karena kekeliruan dalam milih kalimat nasihat.
Tatkala Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun menasihati Fir’aun yang sombong dan berbuat kerusakan. Allah meminta keduanya agar berkata lembut kepadanya.
“Sesungguhnya Allah mencintai lemah lembut dalam segala perkara.” (HR. Bukhari Muslim).
5. Teliti sebelum memberi nasihat.
Pastikan lebih dulu kebenaran berita yang kamu terima, terkait perihal yang hendak kamu nasihati kepada temanmu.
6. Cari waktu yang tepat untuk menasihati.
Pilih waktu yang tepat saat kamu menasihati temanmu. Sesekali jiwa yang gundah, marah, sedih, dan sebagainya menolak nasihat itu.
“Sesungguhnya ada kalanya hati bersemangat dan mudah menerima, dan ada saatnya hati lesu dan mudah menolak. Maka ajaklah hati saat dia bersemangat dan mudah menerima dan tinggalkanlah saat dia malas dan mudah menolak.” (Ibnu Mas'ud).
7. Sabar dalam memberi nasihat.
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang orang yang beriman.” (QS Adz Dzariyat: 55).
8. Menasihati secara rahasia, tidak di depan umum.
Imam Asy Syafi’i bertutur,
“Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri. Jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian. Sesungguhnya nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk sesuatu pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya. Jika engkau menyelisihi dan menolak saranku. Maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti."
Teruslah menasihati dalam kesabaran, karena itu adalah ibadah. Meskipun orang yang kamu nasihati belum menerimanya, semoga menjadi berkah bagimu.
Semangat Pagi, Moms!
Selamat beraktivitas.
Salam Hangat,
Posting Komentar
Posting Komentar