Perahu Rindu
Oleh : Asih Drajad Lumintu
akankah kudorong perahu rindu ini
dalam lautan waktu tanpa batas?
yang berayun pada riak gelombang
lantas kapan jeda sauh ditambat berlabuh
mengikat perahu rindu merapat dermaga perjumpaan
kita bercekerama sejenak, kawan!
perjumpaan kita sekelas barang mewah mahal
sepadan gelegak rindu yang terkatung-katung
menyusuri palung jiwa kita
dan kita bertahan dalam karang sakitnya
aah...,
kita para perindu yang menetesi obat pada sela jerit rasa
menonton siluet kenangan
menghangat gigil rindu yang menjalar ruam mata kita
jika Bilal bin Rabah
pernah melabuh rindu kota Makkah dalam untaian syair
lembah penuh pohon Idzir dan Jalil
di dekat air Majinnah
pada Gunung Syamah dan Thafil
salahkah kawan kudorong perahu rinduku
pada laut kenangan?
sepotong melodi perjuangan
tentang pulau impian
kita melaju ke sana, katamu
perahu rindu kita
jika belum jua merapat
masihkah kau lantun doa pengikat hati?
yang melebarkan sesak dada
di pelabuhan rindu hakiki, taman surgaNya
Pekanbaru, 30 September 2022
(Dari Buku Antologi Puisi : Menjadi Kupu-Kupu, Kelas menulis bersama Nana Sastrawan angkatan 7 bertema : Romantik dan Satire, SIP Publishing, November 2022)
Posting Komentar
Posting Komentar